Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Apa kabar para aktivis, eks-aktivis, dan Keluarga Besar PII Kudus, kami disini ingin berbagi cerita ketika kami sedang melakukan kegiatan KING GEDOR (Hiking & Game Outdoor) pada 3 Juli 2011 di Desa Ternadi, Dawe Kudus.
Kegiatan ini kami rencanakan setelah acara FORMASI API (Forum Komunikasi Aktivis Pelajar Islam) pada 12 Juni 2011 dengan persetujuan lokasi di Ternadi, dengan Komandan lapangan Alsha (Ali Shahab). Akhirnya tanggal 30 Juni 2011 si Alsha pun berniat untuk mensurvey lapangan, namun sayangnya tidak ada yang menemaninya. Ketika dia akan mengajak Iqbal, ternyata dia ikut menjemput peserta training di Sragen. Dia pun berangkat sendirian, tiba-tiba masuk pesan ke handphone-nya yang ternyata dari pak bos (Rizka) yang isinya “Sa, iki lho Dhaka iso ngancani”, lalu dijawab sms itu “wes telat pak bos, aku wes tekan kono”.
Hari pun sudah memasuki tanggal 2 Juli, maka Rizka, Rani, dan Affan pun berkumpul di rumahnya Rani lalu berangkatlah ke rumah Mbak Sarindra Dewi Guntur Prahara (Arin/ Guntur *terserah mau manggil apa) untuk rapat mengenai acara esok, sebelumnya sudah ada konfirmasi dari PD PII Pati, Jepara, dan Rembang yang akan membantu menjadi pemandu. Setelah sampai disana, mereka disambut oleh tuan rumah dengan ramah. Setelah cukup lama mereka ngobrol, maka dimulailah rapat pada siang itu dengan menentukan 7 Game yang akan dimainkan keesokan harinya.
Waktupun sudah memasuki Ashar, setelah mereka sholat ashar, maka mereka memutuskan untuk pulang dulu ke rumah masing-masing dan sepakat berkumpul lagi di rumah mbak Arin pukul 17.00 WIB atau jam 5 sore, merekapun menyebar ke rumah masing-masing untuk mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
Waktu sudah menunjukan pukul 17.00 dan Rani sudah sampai di rumah mbak Arin, dan Rizka sedang mengambil bambu yang dibutuhkan untuk GEDOR (Game Outdoor) yang sudah dipesan, dan ternyata bambunya baru dipotong *ckckck. Akhirnya dengan berat hati dia pun menunggu bambu itu dipotong. Ketika dia sedang asyik menunggu, datanglah telepon dari Iqbal, diangkatlah telepon itu.
Rizka : “ Halo, assalamu’alaikum... ”
Iqbal : “ Wa’alaikumsalam... ”
Rizka : “ Ono opo??”
Iqbal : “ Mba Erna dan rombongan sudah sampai di pom bensin Tanjung”
Rizka : “ lhoo..... Kan wes dikandani tho, nek kon mudu nang Ngembal, duh pye iki. Yo wis gampanglah kwi, bariki t’ jemput”
Iqbal : “ Yo wis lah nek ngono, Wassalamu’alaikum...”
Rizka : “ Wa’alaikumsalam...”
Setelah percakapan itupun, akhirnya sudah selesai di potong dan diikat lalu ditaruh di Motor, sebelumnya Rizka sudah menyuruh Affan untuk segera ke Pom Bensin Matahari. Dengan tergesa-gesa, berangkatlah si Rizka ke Pom Bensin. Ketika sedang mengantri Bensin, ternyata Affan juga sedang antri bensin disana. Setelah Mengisi bensin, mereka memutuskan untuk Sholat Maghrib dahulu di Mushola Pom Bensin. Ketika Rizka sedang menaruh tasnya, tiba-tiba tasnya terbawa oleh orang lain yang sedang terburu-buru, lantas mereka memanggil orang itu dan mengatakan bahwa tasnya tertukar *hahaha, bisa-bisa saja. Setelah sholat Maghrib, hape dari Affan dan Rizka pun berdering, yang dimana telepon dari Erna dan Iqbal. Berikut kami cuplikan obrolan antara Erna dan Rizka.
Rizka : “Halo, Assalamu’alaikum...”
Rizka : “Halo, Assalamu’alaikum...”
Erna : “Wa’alaikumsalam... kue iki dimana??”
Rizka : “Lha, kue iki nang ndi???”
Erna : “Aku ning Pom Bensin Tanjung.”
Rizka : “Tanjung???? Emange kono ono pom???”
Tulit tulot tiiiiiiiiiiitttttttt..............
Ternya HP milik Rizka mati karena low batt.
Setelah berpikir sejenak, akhirnya otaknya Rizka pun mulai encer dan menyimpulkan “Oh he’e, Tanjung Kono.” Affan pun menyaut “Ngendi???”, “Sing ndek iko ngenteni bis Purwodadi kwi lho....” Jawab Rizka, “oh..... Iyo,iyo”. Mereka pun langsung Menstater motor mereka dan Ngebut dengan kecepatan penuh menuju pom bensin Tanjung “Ngooeengggg”.
Sesampainya disana, sudah menunggu 3 orang Akhwat dengan wajah NGENES dan lesu karena sudah lama menunggu kami. Langsung mereka menyusun strategi dan diambilah strategi dengan Rizka dan Affan satu motor dan Erna dengan 2 anak buahnya gonceng 3. Berangkatlah mereka menuju Base Camp kedua, yaitu rumah Mba Arin, dengan perjalanan sekitar 3 Km dari pom menuju Ngembal. Setelah sampai di belakang pos polisi Ngembal, mereka pun berhenti dan anak buahnya Erna menjemput Erna yang sempat ditinggal karena keberatan bonceng telu *hahaha. Setelah sampai Erna di tempat persetujuan, maka Affan, Erna, dan satu anak buahnya berjalan melewati pos polisi yang sedang ramai, sedangkan Rizka dan satu anak buahnya Erna menunggu di seberang jalan (Strategi yang hebat).
Dan perjalanan pun kembali dilanjutkan sampai akhirnya sampai di rumahnya Mbak Arin, disana sudah ada Rani dan kakaknya.
Lalu Affan dan Rizka pun kembali cabut ke Burikan, karena ada kabar bahwa Karim (Rembang) sudah sampai disana. Sesampai di Burikan, mereka pun bersantai-santai ke rumah Iqbal, dan Rizka juga mengambil dana ke Yunda Sulistyoningsih yang rumahnya tak jauh dari sana. Setelah mengambil dana, datanglah telepooonnn dari Mbak Arin yang mengabarkan bahwa Mbak Via (PW) sudah sampai di Ngembal, lalu Rizka pun langsung meluncur ke lokasi dan Affan pulang untuk mengambil bola tenis dan penutup mata.
Sesampainya disana, ternyata Mbak Via sendirian dan Rizka memutuskan untuk memohon bantuan dari Base camp 2 yang ternyata akan mengirimkan kakaknya Rani, yaitu Dafi. Setelah menunggu beberapa lama, datanglah Dafi dengan membawa motor YAMAHA *Bukan maksud ingin promosi lho ya. Dan meluncurlah Dafi ke Base Camp 2, dan Rizka kembali ke Burikan untuk kembali bersantai. Sesampainya disana, ternyata sudah sampai roti yang dipesan untuk besok paginya. Setelah puas bersantai-santai, maka Iqbal, Karim, Affan, dan Rizka pun meluncur ke Base Camp 2 yang sudah dipenuhi oleh para Akhwat.
Rapat koordinasi pun dimulai jam 22.00 kalau tidak salah sampai 23.00, setelah itu waktunya untuk istirahat untuk menyiapkan tenaga untuk besok pagi. Tapi, mau dikata apa, “ada hot spot makin rame”, para Ikhwan pun langsung pada main internet. Tiba-tiba datanglah Mas Aji, Verdi, dan Halim (PW) datang ke Base Camp 2 dan membuat rusuh disana, dengan ngobrol sampai larut malam *mengganggu saja.
Keesokan harinya, jam di HP Rizka sudah menunjukan pukul 5 pagi, maka dengan tergesa-gesa dia pun langsung mengeluarkan motor dan tancap gas menuju rumahnya Khafidh yang ada di Gebog dengan kecepatan penuh, sialnya si Khafidh malah baru berkemas. “Waduh, bisa kacau balau ini planingku” Gumam Rizka dalam hati. Setelah Khafid sudah selesai berkemas, maka langsung mengebut Rizka menuju tempat pembuatan stiker. Sialnya lagi, Stikernya malah belum dipotong, haduh haduh. Maka si Khafidh dan Rizka membantu memotong stiker tersebut agar bisa cepat selesai. Langsung setelah stiker siap dibawa, mereka meluncur ke Base Camp I, yaitu MI Al-Manaar Burikan Kudus.
Disana 2 angkot sudah menunggu, langsung saja satu angkot digiring ke Base Camp 2 untuk menjemput orang yang disana. Ternyata angkot yang satunya lagi sudah mengoper kami ke angkutan lain karena kami yang kelamaan kumpulnya. Setelah 2 angkot bertemu di Pasar Dawe dan berangkatlah kami menuju perkemahan di Ternadi. Tetapi na’asnya, angkot yang dinaiki rombongan dari Al-Manaar tidak kuat menaiki tanjakan yang cukup curam, lalu turunlah para Ikhwan dan mendorong Angkot sampai di puncak tanjakan dengan ngos-ngosan, kasihan................
Sampailah kami semua ke tempat tujuan kami, dan disana sudah ada Hima, Komandan (Alsha), dan Aris Bendot. Dan setelah turun dari angkot para peserta langsung berkumpul membentuk lingkaran yang dikomando oleh Mbak Arin untuk memulai game ta’aruf.
Sementara itu, para pemandu berkumpul di depan Musholla dan bersiap-siap naik duluan, sedangkan Alsha dan Affan melaksanakan nasihat dari Juru kunci disana untuk berdo’a dan sedekah seikhlasnya di makam untuk menghormati adat disana, karena kami adalah tamu.
Selesai mereka berdo’a, maka berangkatlah para pemandu naik ke puncak kecuali Mbak Arin, Mas Aji, dan Affan. Ketika akan naik, tiba-tiba datanglah sebuah kejutan, yaitu Muhammad Husni Azam/ Azam (Ketum PD PII Jepara) dengan menaiki Yamaha MIO warna merah, setelah memarkir motor, diapun ikut naik bersama kami.
Ta'aruf |
Sedangkan itu, para peserta asyik menikmati game ta’aruf bersama Mbak Arin. Lalu dibagilah mereka menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok Ikhwan dan Akhwat, lalu menentukan yel-yel. Setelah itu berangkatlah para peserta dengan kelompok Ikhwan yang diketuai oleh Ari dan Akhwat yang diketuai oleh Aina. Sedangkan Aris, Alsha, Rani,Endah, Mas Verdi, Rizka sudah sampai jauh diatas, sedangkan Erna, Mba Via, Azam, Hima, dan Karim sudah tidak kelihatan di belakang.
Rombonganpun sudah sampai di game Jaring laba-laba yang dipandu oleh Erna, Karim, dan Azam. Dimana disana membutuhkan teamwork yang baik, dan semua tim pun berhaasil melaksanakan game tersebut. Dan perjalananpun dilanjutkan kembali dan sampailah ke sebuah mata air yang mengalir bersih dan jernih, sehingga kami semuapun bisa meminumnya. Dan disana juga dimainkan game menjatuhkan diiri dari atas batu dan ada rekannya yang menampani di sungai bawah. Dengan deg-degan Lisa masih ragu-ragu untuk melakukan game tersebut, namun dengan kepercayaan dirinya dia pun berhasil melakukan game tersebut dan tim Akhwat sukses, begitu juga dengan tim Ikhwan yang suses pula.
Pendakian pun kembali dilanjutkan hingga mencapai puncak, ketika sampai disebuah pertapaan yang terdapat sebuah bangunan kecil yang hanya ada gentengnya saja, disana terdapat seorang dengan baju biru sedang bertapa, setelah didekati ternyata dia adalah Rizka yang sedang berpura-pura bertapa. Di atas pun pemandangannya sangat indah sekali, maka dilaksanakanlah game walk to bambu atau berjalan diatas bambu yang dipandu oleh Rani dan Endah. Setelah diberi contoh, tim Ikhwan pun melakukan game duluan dan mencatat waktu 32 detik, dan tim Akhwat pun memulai game dan ditengah jalan si Lisa jatuh ke tanah, lalu diapun memulai lagi dengan melepas sepatunya, tetapi memang nasib dia pun terjatuh lagi dan akhirnya digantikan oleh salah satu delegasi Pati yang dimana si penulis cerpan ini tidak tahu namanya dan ternyata berhasil dan mencatat waktu 47 detik.
Walk to Bambu by Ikhwan |
Aksi Akhwat |
Ta'aruf PW |
Setelah puas bermain-main, ternyata ada ta’aruf dari PW dan PD yang dipimpin oleh Mas Aji dan Rizka yang masing-masing adalah ketum PW dan PD. Walaupun saat ta’aruf PD ada beberapa pemberontak yang membuat rusuh, tapi sudah berhasil diredamkan oleh Rizka dan keadaan kembali tentram. Setelah ta’aruf pasukan pun turun kembali ke tempat semula. Sementara itu Mas Aji, Mas Verdi, Mbak Arin, Rizka, dan Candra mampir ke air terjun disana *Itung-itung menghibur Mas Aji, Setelah puas bermain air, mereka kembali menyusul rombongan yang sudah di Mushola, namun ketika sedang melewati medan hutan yang menurun, mereka sukses melewati medan itu kecuali Rizka, yang berpegangan pohon ketika akan turun, namu pegangannya terlepas dan sempat tergelincir 50cm dan Alhamdulillah hanya kakinya yang keseleo. Di Mushola, kami semuapun langsung istirahat sambil LEYEH-LEYEH di teras Mushola dan jam diding sudah menunjukkan jarum panjang di angka 9 dan jarum pendek di angka 12 tapi adzan belum berkumandang juga. Ternyata disana memang tidak ada mu’adzin cinn, lalu diutuslah petinggi dari PD PII Jepara untuk adzan disana, dengan suara yang merdu adzan pun mulai dikumandangkan.
Segera para pasukan Ikhwan dan Akhwat yang tidak berhalangan mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat Dzuhur secara berjama’ah, setelah itu semua peserta disuruh kumpul di halaman Mushola sambil dihitungi 10 hitungan, seluruh peserta pun langsung bergegas untuk kumpul. Setelah diabsen, ternyata masih kurang 2 orang dari Ikhwan, yaitu Iqbal dan Gilang yang ternyata sedang sholat bersama Alsha. Setelah menunggu Iqbal dan Galang, dijelaskanlah permainan berikutnya, yaitu Balance (keseimbangan) dengan cara mengangkat gelas berisikan air dengan menggunakan tali rafia yang dipegang oleh 4 orang, setelah pemanasan akhirnya pemandu memutuskan menyediakan hanya satu gayung air untuk 2 kelompok, kegunaannya adalah untuk mengisi air yang sudah tumpah dalam gelas. Sementara itu, selagi para peserta memainkan game balance, Rizka pergi ke warung untuk membeli jajan guna digunakan untuk hadiah para pemenang. Dengan bermodalkan Rp 10.000 dia membeli jajanan harga 500-an sebanyak sembilan buah untuk juara 1, dan 2 kacang atom seharga 1.500 Rupiah, lalu melubangi kedua ujung jajan2 tersebut dengan pisau agar dapat dimasuki tali. Lalu ketika akan keluar dari warung, ditaruhnya semua jajan itu di dalam jaketnya, tapi tiba-tiba sebelum keluar dari warung kacang atomnya terjatuh dan dimasukkanlah kedalam saku jaketnya. Dia keluar dari warung dan menuju Mushola dan langsung menyerahkan hadiahnya agar segera dipasangi tali rafia, setelah jajan sudah dikasih tali langsung dimasukkan ke kardus agar peserta tidak tahu.
Aksi Tim Ikhwan |
Tim Akhwat dalam Balance |
Suasana Ramah tamah |
Setelah game berakhir, para peserta langsung menyebar, ada yang di mushola, ada yang makan di warung. Setelah itu berkumpulah semua pasukan KING GEDOR untuk ramah tamah dan evaluasi, tetapi ketika Mbak Arin sedang asyik ngomong, datanglah Rizka dengan membawa stiker yang bagus dan membagikannya untuk pasukan, lantas Mbak Arin pun berkata “Rizka, nanti saja baginya, ntar g’ pada konsen lho”. Dengan terpaksa Rizka menghentikan aktivitasnya, lalu ada suara “dan inilah sepatah dua kata yang akan disampaikan oleh ketua umum/ ketum PD PII Kudus, kepada Rizka dipersilahkan”. Rizka pun menuju sumber suara dan mulai bersambutan.
“Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh” sautan dari jama’ah “Wa’alaikumsalam...”
“Wassalamu’alaikumsalam Warohmatullahi Wabarakatuh”
Arin : “Lho, kok cuman segitu doang”
Rizka : “Katanya sepatah dua patah kata, itu tadi sudah lebih lho”
Setelah berdebat dengan Mbak Arin, Rizka mulai sambutan dengan panjang lebar. Setelah itu perwakilan dari kedua kelompok juga memberikan kesan dan pesan pada kegiatan kali ini. Setelah itu, diumumkanlah juara dari GEDOR dan ternyata tim Ikhwan yang menjadi Juara 1 dan Juara 2 tim Akhwat. Juara 1 diserahkan oleh ketum PW PII Jateng, tapi orangnya g’ mau dan menyuruh mas Verdi untuk mengalungkan hadiahnya. Sedangkan Juara 2 dikalungkan oleh Mbak Via.
Juara 2 GEDOR, Tim Akhwat |
Juara 1, Ikhwan |
Rapat PD PII Kudus |
Lalu seluruh pasukan PD PII Kudus pun berkumpul untuk rapat membahas agenda akhir Juli, setelah dirapatkan matang-matang, ditentukanlah agenda TOSIBA (Touring Sambil Bersilaturahmi) ke Semarang dan terpilihlah Himawan sebagai ketua panitia, namun ketika Himawan diajak berbicara 4 mata dengan Pak Bos, dia tidak bisa karena faktor waktu. Akhirnya diumumkan bahwa langsung persiapan kegiatan bulan Romadhon dengan ketupat Himawan dan acara TOSIBA diundur dulu. Ketika sedang rapat, datanglah seseorang menghampiri pasukan KING GEDOR yang dari Luar PD PII Kudus yang tidak sedang rapat (Eks-aktivis, pemandu dan PD lain) dengan membawa senampan nasi berisi gulai kambing dan mi goreng, kalau sudah rejeki memang tidak kemana.
Sontak pasukan menyerbu makanan itu dengan lahapnya, sampai akhirnya yang tersisa adalah Azam dan Rizka dan ini dianggap duel besar, namun ketika tinggal mereka berdua, semua Pasukan pun berfoto-foto di depan mushola untuk kenang-kenangan, setelah itu menyaksikan duel Big Match antara Ketum PD PII Kudus vs Ketum PD PII Jepara.
Duel Ketum PD PII Kudus vs Ketum PD PII Jepara |
Akhirnya setelah duel Big Match selesai, angkot pun datang juga menjemput kami, tapi hanya satu saja yang baru sampai. Karena kami punya jiwa “Ora kompak siji saduk’i kabeh” maka kami menunggu angkot satunya lagi, sampai hari sudah Ashar dan kami memutuskan untuk sholat Ashar dahulu. Rizka dipanggil oleh Mbak Via dan minta keputusan darinya mengenai nasib PD PII Pati, dimana salah satu personilnya esok pagi ada acara keluarga dan tidak mungkin bila pulang dari Kudus esok pagi, setelah menerima berbagai banyak pendapat, akhirnya diputuskan untuk segera membawa PD PII Pati pulang dan seterusnya anaknya akan diantar Erna. Dan angkotpun datang juga, namun ada yang mennganjal, dia minta bayaran tambahan karena tadi pagi ke Karangbener dulu (Rumahe mbak Arin) dan akhirnya deal ditambahi Rp 25.000 *Dasar pempremo. Akhirnya kamipun pulang dengan rombongan Burikan di angkot satu dan rombongan Karangbener di angkot satunya dengan Azam dan Karim yang naik sepeda motor diantara kedua angkot. Rombongan Karangbener tertawa terus karena melihat tingkah laku Azam yang menggelikan ketika dibelakang angkot rombongan Karangbener. Rombongan Burikan sesampainya disana pun langsung mengambil motor masing-masing dan pulang, kecuali Ari dan Affan yang dapat tugas ke Karang Bener. Sedangkan di Karangbener, Puput sudah pulang duluan ke rumahnya, sedangkan yang lainnya masih sibuk disana, ada yang online, ngobrol, tidur, dll. Dan datanglah Ari dan Affan dengan motor Yamaha warna merah milik Affan dan Honda milik Rizka dibawa ari *karena tadi dibawa Aris bendot, lalu Affan tiba-tiba pergi lagi entah kemana dengan meninggalkan tasnya disana. Yang kami heran, kenapa anak Pati og malah santai-santai dan baru minta diantar pas jam 5 sore, apa yang mereka lakukan di dalam??? Oww... kita tidak tahu. Dan setelah Isya’ Mas Aji dan Mas Verdi pamit untuk pulang, dan disusul oleh Ari, Azam, Rizka, Affan, dan Karim setelah 30 menit Affan sampai disana.
Suasana di Karangbener |
Namun malam itu Azam dan Karim ditemani Affan dan Rizka mampir dulu ke Sekretariat PD PII Kudus untuk ngambil stiker FORMASI API dan pinjam helm *Dasar. Dan setelah sekitar setengah bersantai sambil ngobrol disana merekapun pulang. Beberapa menit kemudian masuk sms ke Hape Iqbal dan Rizka yang isinya bahwa Hosni Mohammed Al-Azam telah sampai dirumah dengan selamat. Akhirnya berakhirlah kegiatan kami ini dengan Ending para peserta dan tamu selamat sampai tujuan. Mudah-mudahan tahun depan ada lagi.
AMINNN..............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar